Tugas WFH hari Kamis 14 Mei 2020 untuk kelas 7A,
B, C dan D
Anak-anakku sekalian..silahkan kalian baca dan
cermati kisah teladan di bawah ini!
Kemudian ceritakan kembali kisah teladan
tersebut dengan menggunakan bahasa kalian sendiri dengan cara di rekam dalam
bentuk video!
Setelah selesai segera dikirimkan hasil karya
kalian ke alamat email bu Erni ( hamdan.masruri@gmail.com)
paling lambat 3 hari.
Sekian tugas dari bu guru,,selamat mengerjakan!
Sukses untuk kalian semua...amiin
TELADAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
Abu Bakar
ash-Shidiq memberi teladan tentang
pemimpin yang baik
Abu Bakar
As-Shiddiq merupakan sahabat Rasulullah SAW yang sangat istimewa. Selain setia
pada Rasulullah, dalam dirinya juga menonjol sifat jujur dan bijaksana. Ia juga
selalu berkata yang benar sehingga dijuluki dengan as-shiddiq (orang yang
jujur). Abu Bakar sangat jujur dalam mengemban amanat dan bertanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan.
Selama
menjadi khalifah, ia selalu memperhatikan rakyatnya. Hidupnya sangat sederhana
dan tidak pernah menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi maupun
keluarganya.
Dikisahkan,
ketika Khalifah Abu Bakar merasa ajalnya hampir datang menjemput, beliau
memanggil putri tercintanya, Siti Aisyah, untuk menyampaikan sebuah wasiat.
"Wahai Aisyah putriku, aku telah diserahi urusan kaum Muslimin, aku telah
memakan makanan yang sederhana dan aku juga telah memakai pakaian yang
sederhana dan kasar.
Yang tersisa dari harta kaum Muslimin padaku adalah seekor unta, seorang pelayan (pembantu) rumah tangga, dan sehelai permadani yang sudah usang. Kalau aku wafat, kirimkan semuanya kepada Umar bin Khattab. Karena, aku tidak ingin menghadap Allah sedangkan di tanganku masih ada harta kaum Muslimin walaupun sedikit."
Yang tersisa dari harta kaum Muslimin padaku adalah seekor unta, seorang pelayan (pembantu) rumah tangga, dan sehelai permadani yang sudah usang. Kalau aku wafat, kirimkan semuanya kepada Umar bin Khattab. Karena, aku tidak ingin menghadap Allah sedangkan di tanganku masih ada harta kaum Muslimin walaupun sedikit."
Ada
beberapa hal yang bisa diambil hikmah dari wasiat itu.
Pertama,
gambaran bahwa seorang pemimpin tidak boleh menggunakan fasilitas umat (negara)
untuk kepentingan pribadi dan keluarga. Hidup sederhana merupakan keharusan
pemimpin. Hidup sederhana seperti ini sulit dilakukan bila keimanan tidak
melekat pada diri sang pemimpin.
Rasulullah
SAW bersabda, "Tidak dikatakan seorang itu beriman apabila tidak amanat
dan tidak dikatakan beragama seseorang yang tidak berakal" (HR Dailami).
Kedua,
Khalifah Abu Bakar merupakan salah seorang tipe pemimpin yang sangat
bertanggung jawab. Sebagai bukti, meskipun ajal hampir datang menjemput, ia
masih juga memikirkan harta umat, amanat kaum Muslimin. Padahal, apalah artinya
seekor unta, seorang budak, dan sehelai permadani yang sudah usang dibandingkan
dengan kekuasaan besar yang digenggamnya.
Namun,
itulah bukti nyata bahwa Abu Bakar adalah pemimpin yang selalu mengutamakan
amanat dan tanggung jawab tanpa melihat nilai yang terkandung pada
barang-barang itu.
Sikap dan
perilaku Abu Bakar yang demikian sebenarnya tidak mengherankan apabila
mengingat hadis Rasulullah SAW yakni, "Barang siapa diserahi kekuasaan
(tanggung jawab) urusan manusia lalu menghindar (mengelak) melayani kaum lemah
dan orang yang membutuhkannya, maka Allah tidak akan mengindahkannya pada Hari
Kiamat" (HR Ahmad).
Hanya
pemimpin yang beriman dan punya hati nuranilah yang mampu memahami pesan yang
tersirat pada wasiat yang disampaikan oleh Khalifah Abu Bakar Shiddiq tersebut.
Perangai pemimpin yang demikianlah harapan seluruh umat. Semoga lahir abu
bakar-abu bakar modern yang memiliki sifat jujur dan amanah, sebagai pemimpin
masa depan yang kita dambakan. Wallahu a'lam.
Comments
Post a Comment